• Home
  • About
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Contact

ErJud Chayob's Blog

My Blog My Experience

  • Artikel
  • Software
  • Teknologi
    • Android
    • Office
    • Win 7
  • Win 8
  • Tutorial Blog
  • Lainnya
    • Artikel Islami
    • Facebook
    • Game
    • Hukum Waris
    • Skefo
    • Tips dan Trik
    • Tuntunan Shalat
    • Tutorial Blog
Home » Artikel Islami » Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman

Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman

“Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman”

Orang asing atau sekedar lewat
Mereka tidak merasa senang dengan keadaan safarnya
Mereka memahami bahwa mereka pergi hanya sementara
Mereka menyadari bahwa semua akan mereka tinggalkan
Mereka merindukan berkumpul kembali pada tempat asalnya

Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman

Begitulah hakikat orang yang menyadari bahwa dirinya sedang melakukan perjalanan. Dia tidak akan pernah merasa betah untuk tinggal di tempat perantauannya karena itu bukanlah tempat asalnya atau kampung halamannya. Hingga suatu kisah dari Ustadz Felix Siauw, ketika suatu hari beliau pergi jalan-jalan ketempat sepupu isterinya pekerja konveksi. Sepupu isterinya ini adalah seorang perantauan yang asalnya dari Pati, Jawa Tengah yang sedang bekerja di Jakarta. Beliau tidak menyangka rumah itu lebih parah dari kandang burung, kotor, gelap, tidak ada ventilasi, WC numpang.

Hingga beliau tidak betah dan langsung pulang pada saat itu. Tapi setelah beliau pulang dan berpikir sungguh luar biasa ia bisa betah hidup dalam kondisi seperti itu. Dan ternyata setelah beliau pergi ke kampung sepupu isterinya tersebut, beliau kagum rumahnya luar biasa seperti istana. Beliau kemudian bertanya tentang hal tersebut lalu mendapat jawaban “Inilah kerja saya di Jakarta.” Inilah seorang perantau sejati kata beliau, ketika dia mendapatkan duit di Jakarta, dia tidak pernah pakai di Jakarta tetapi dia kirimkan ke kampung karena dia menyadari dia yakin dia tidak akan menetap di Jakarta. Hidup dia yakin sebagai perantauan.

Pertanyaannya, kalau dunia bukan kampung halaman kita kata Rasul tapi tempat kita untuk cuma nongkrong doang, kalau demikian kampung halaman kita dimana? Jawabannya sudah tentu akhirat, akhirat ada dua, syurga atau neraka? Syurga, InsyaAllah. Makanya kata Rasul, InsyaAllah kita ini (ummat Islam) akan lebih tahu dan lebih ingat tempat tidur kita di syurga daripada tempat tidur kita di dunia. Kita bisa begitu yakin saat ditujukkan mana tempat tidur kita di syurga karena akhirat adalah kampung halaman kita dibanding di dunia. Maka orang mukmin di dunia seenak apapun di dunia dia tidak akan peduli, kenapa? Karena ini bukan kampung halamannya, dia tidak akan betah di dunia selama-lamanya karena dia tahu ini bukan kampung halamannya.

Ini juga beda orang kafir dengan orang mukmin. Orang mukmin tidak pernah takut mati. Orang kafir takut mati karena ini kampung halamannya dia, ketika dia mati berarti dia harus berpisah dengan kampung halaman dia, jurang pemisahnya adalah kematian antara dia dengan yang dia inginkan dan yang dia nikmati. Sedangkan kita, mati itu bukan jadi jurang melainkan jadi jembatan untuk menghubungkan antara kita dengan yang kita cintai Allah dan Rasul-Nya. Maka betul Rasul kita bersabda lewat salah satu sabdanya dengan sebuah sabda yang sangat istimewa.

Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman

Dunia ini kata Rasul adalah sebuah penjara bagi orang mukmin dan syurga bagi orang kafir. Luar biasa. Maksudnya, seenak apapun orang-orang mukmin di dunia, dia tidak akan pernah betah. Contoh cerita ketika Ustadz Felix mengisi kajian islam di penjara, bertemu dengan orang-orang penting, mantan menteri, mantan gubernur BI, mantan walikota, mantan gubernur. Sebelum beliau mengisi mereka, makan bersama-sama, buka puasa. Luar bisa kata beliau, makanannya tidak pernah beliau temukan di luar, sate singapore, pecel singapore, lodeh, sate kambing, sate ayam lengkap, sayur asem luar biasa ada semua. Lalu beliau bertanya, pak... tiap hari makan begini? Alhamdulillah, kita dianterin makanan oleh anak isteri kita setiap hari. Setelah makan mereka cerita-cerita, ternyata kamar mereka enak, ada yang ada spring-bed nya, ada AC nya dan ada koneksi internetnya.  Jadi kira-kira begitu, inilah yang terjadi. Terus beliau bertnya, luar biasa pak... Tapi apakah mereka betah disana? Dia katakan, wallahi ustadz tolong doakan saya semoga PK (Peninjauan Kembali) saya diterima besok. Peninjauan kembali supaya mereka bisa keluar. Mereka tidak betah disitu karena itu adalah penjara.

Persis seperti kaum mukmin, seenak apapun mereka di dunia, tidak betah mereka, ini bukan kampung halamannya. Maka betul, ketika suatu kejadian terjadi ada orang yahudi mencegat Ibnu Hajar al-Asqalani. Ibnu Hajar al-Asqalani ini adalah seorang mustahid sekaligus seorang hakim di masanya dia. Dia kemana-mana selalu diantar dengan kereta kuda lengkap dengan pengawal-pengawalnya, dicegat dia... Ibnu Hajar berhenti saya mau tanya, apa? Saya pernah hapal haditsnya Rasul hebatkan orang yahudi zaman dulu, hapal haditsnya Rasul, orang mukmin sekarang hapal haditsnya siapa? Josh Bush. Hehehe... Obama. Obama ngomong ditiruin atau dicopy sama dia Orang yahudi zaman dulu hapal haditsnya Rasul, apa haditsnya?



Artinya: Kehidupan dunia adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi seorang kafir. (HR. Muslim).

Lalu dia tanya, “Imam Ibnu Hajar coba lihat anda, anda kemana-mana pake kereta, anda kemana-mana banyak uang, anda kemana-mana banyak pengawal anda, coba lihat saya, saya siapa? Berarti Rasulmu salah. Dunia tidak merupakan syurga bagi saya, sedangkan dunia tidak merupakan neraka bagimu ataupun penjara bagi kamu.”

Imam Ibnu Hajar setelah selesai mendengar lalu berkata “Wahai orang-orang yahudi dengarkan kata-kata saya. Dunia memang menarik bagi saya, saya makan enak, saya tidur nyenyak, tapi dibandingkan dengan syurga yang menunggu saya, ini sudah seperti neraka, sudah seperti penjara. Sedangkan dibandingkan dengan nanti neraka yang menunggu anda, ini sudah syurga, nikmati saja.” Anda kira-kira mau jadi orang mukmin atau orang kafir? Mukmin! Nah, inilah kira-kira yang dikatakan, setelah mendengar itu, dia berpikir “Iya juga ya” Akhirnya dia masuk Islam.

Inilah yang dikatakan Rasulullah,  Maka orang-orang mukminin tidak akan pernah bangga dan tidak akan pernah betah berlama-lama di dunia. Kenapa? Karena dunia itu tidak ada harganya. Maka Abu Bakar bin Abi Qohafah (As-Siddiq) selalu berdo’a kepada Allah. “Ya Allah, tolonglah jangan jadikan dunia ini dalam hati saya, jangan sampai masuk di dalam hati saya, cukup di dalam tangan saja.”


Kalau di dalam tangan bisa kita lepas kapan saja, handphone yang anda pegang sekarang bisa anda lepas kapan saja? Bisa. Tetap anda pegang saja? Bisa. Mau anda lepas? bisa karena anda pegang pake tangan, tetapi kalau anda masukkin dalam hati maka tak akan semudah itu melepasnya. Maka dunia tidak akan ada harganya, maka jangan di taruh di hati. Ngomong-ngomong bila dunia tidak ada harganya, maka berapa harga dunia?

Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman

Harga dunia itu seperti ketika anda menaruh satu saja jari tangan anda didalam lautan, anda angkat dan berapa yang bisa anda angkat? Setetes, dua tetes, tiga tetes? Itu yang mampu kita angkat sedangkan yang kita tinggalkan perhatikan! Kata Rasul itulah kenikmatan yang Allah tahan di syurga. Yang Allah tahan di syurga itu seperti lautan. Allah katakan lewat Rasul-Nya “Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim) Seperti tadi kita angkat nah itulah kenikmatan dari zaman awal sampai akhir, yang ditahan.... ALLAHU AKBAR... selautan tadi.

Maka wajar mental-mental para sahabat selalu bermentalkan lautan. Sahabat tidak masalah mereka lupa daratan, tapi mereka tidak pernah lupa lautan. Inilah yang mereka inginkan. Luar biasa. Bagaimana seorang Hanzalah, hitam, wajah kurang menarik, pendek, nikah juga akhirnya. Dan seperti pria-pria yang lain, dia melaksanakan kewajibannya ketika malam pertama. Ketika malam pertama kewajiban, seruan jihad dimulai. Dia kabur dari rumahnya, jihad lalu meninggal lalu Rasul katakan, cek itu sama isterinya Hanzalah, kenapa saya melihat dia dimandikan sama malaikat? Setelah di cek, isterinya bilang. “Hanzalah keluar dalam keadaan junub, diabelum sempat mandi.” Nah kenapa bisa begitu? Dalam pikiran Hanzalah, “ALLAHU AKBAR, setetes saja nikmatnya sudah seperti ini, apalagi lautan itu.” Dia tidak tahan lagi, langsung dia kejar lautan. Itulah para sahabat, yang dipikirkan bukan hanya dunia tetapi yang mereka pikirkan adalah yang Allah tahan seperti yang diatas tadi. Kalau sudah begini saja yang mereka rasakan di dunia, apalagi di akhirat yang disediakan oleh mereka. Subhanallah, sahabat-sahabat berpikir bagaimana lautan itu bisa di tangan mereka.

Kalau saya tanya, mau pilih yang mana! Yang setetes atau yang selautan?? Lautan kita tuju, duniapun kita tuju. Tapi kalau kita diminta untuk pilih salah satu! Jelas Selautan. Inilah kaum muslimin, inilah harga dunia, berarti harga dunia tidak seberapa. Dibandingkan dengan harga akhirat yang menunggu kita nanti. Nah makanya, Rasul selalu mengingatkan kepada kaum muslimin, “inilah dunia dan inilah akhirat.” 



Artinya: Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Q.S. Al-A'laa [87] : 17)


Artinya: dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). (Q.S. Adh-Dhuhaa [93] : 4)

Allah menjelaskan kepada kita ayat di atas berkali-kali.

Catatan: “Tinggal di dunia merupakan tempat perantauan kita, dan kampung kita adalah di akhirat (syurga) kelak.” Semoga kita semua ummat Islam meninggal nanti dalam keadaan Khusnul Khotimah. Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin. Semoga bisa di share kepada teman-teman ynag lain dan yang terpenting dapat diamalkan. InsyaALLAH. ALLAHU AKBAR!!!                                   
Posted by Erjud Chayob on Wednesday, March 13, 2013
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Artikel Islami dengan judul Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman. Anda bisa bookmark halaman ini dan bila ingin menjadikan bahan referensi harap cantumkan link sumber menuju postingan ini. Terima Kasih.


If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it. Subscribe via RSS Feed

Share to

Facebook Google+ Tweet Digg Reddit

2 Responses to "Dunia Itu Perantauan dan Akhirat Adalah Kampung Halaman"

  1. UnknownMarch 13, 2013 at 2:44 PM

    subhanallah.. bagus banget postingannya.. moga kita bisa ambil ibrah daripadanya.. dunia ini gak ada nilainya di sisi ALLAH.. Andai saja dunia ini punya nilai walau hanya sebelah kepaknya nyamuk, niscaya orang2 kafir takkan dibagi minum oleh ALLAH..
    Ayo kita kejar akhirat.. insyaALLAH dunia akan datang dalam keadaan tunduk dan hina pada kita.. yakin dgn janji2 ALLAH.. bukan sekadar mempercayainya.. ^_^


    insyaALLAH.. niat untuk amal dan sampaikan.. wallahu a'lam bisshawwab..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Erjud ChayobMarch 13, 2013 at 3:14 PM

      Syukran, insyaALLAH Aamiin Ya Rabb. Benar akhi.
      Benar akhi, janji ALLAH itu pasti.
      Sebagaimana dalam firman Allah:
      "Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, ........" (QS. Al Mu'min: 55)

      syukran ya akhi, sudah membagikan pendapatnya. INSYA ALLAH, wallahu'alamu bish shawab :)

      Delete
      Replies
        Reply
    2. Reply
Add comment
Load more...

Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

ReadList

  • BlogMobie
    Sering Belanja Online? Lewat ShopBack Aja!

ReadList

  • ...아름다운 세상...^-^
    Yu Seung Eun & GB9~~I Really Love You (Cunning Single Lady OST)

Popular Posts

  • Cara Download Subtitle VIU
  • Chord Nagita Raffi – Kamulah Takdirku
  • Mengatasi Problem Missing PES2013
  • Chord Gibran - Salahkah Mencintaimu
  • Chord Ardiansyah Martin - Bukan Salah Jodoh

Android Store

  • Auto Screen On-Off
  • Emoticons
  • GOM Remote
  • Online Shop
  • Mouse and Keyboard Wireless

Random Posts

Islamic Posts

  • Fiqih Mawaris 1
  • Fiqih Mawaris 2
  • Fiqih Mawaris 3
  • Fiqih Mawaris 4
  • Akhir Perantauan Kita
© 2016 blog erjud, All Rights Reserved
Modified by Ujud Al-ikhwan · Blogger
DMCA · Mobile ·