Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah senang rasanya bisa terus posting disini. Kesempatan yang berbahagia ini kita akan sama-sama melanjutkan pembahasan kita kemarin. Dunia adalah tempat perantauan kita, akhirat adalah kampung halaman kita dan harga dunia kita sudah tahu serta lama perantauan kita didunia kita sudah tahu tentu pada pembahasan sebelumnya. Sekarang yang menjadi pertanyaan, kapankah tibanya akhir dari perantauan kita?
Bismillah, inilah nanti yang akan menghalangi kita tergambar jelas dalam perkataan Allah subhanahu wa ta’ala:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati……” (TQS Al Anbiyaa’: 35)
Artinya: “……. Apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)."
Tiap yang bernyawa pasti akan mati dan apabila telah datang ajal kita maka selesailah perantauan kita. Kalau demikian kita lihat dalil-dalil tentang kematian:
Ini adalah kata Rasul, “yang namanya mati itu ada 99 sebab, kalau yang 99 sebab ini gagal mengenainya maka dia tidak akan bisa mengelak dari usia tua.” Artinya apa? Allah ingin bilang pada orang tua. “Hey orang tua, Anda itu sudah tua sebentar lagi mau mati, nyadar ga sih?” Makanya Rasul benci pada orang tua yang masih maksiat, dia harusnya sudah tahu mati. Makanya orang yang sudah tua dia kemasjid itu wajar karena dia sudah sadar mau mati. Ini adalah suatu bukti yang serius. Coba Anda perhatikan yang lebih banyak shalat kemasjid itu adalah orang-orang tua, apa yang mereka pikirkan? Dipikiran mereka pasti memikirkan “sebentar lagi saya akan mati”. Perhatikanlah masa-masa penuaan mereka, ada yang awalnya shalatnya masih bisa lurus sekarang shalatnya amat sangat sulit karena dibelakangnya ada pengapuran. Ada yang sudah pakai bantuan selang dijantungnya dan segala macam luar biasa tinggal nunggu waktu, maka betul mereka makin taat karena mereka tahu sebentar lagi mereka akan mati. Coba pikirkan bagaimana perasaan Anda ketika Anda tahu waktu Anda sudah makin berkurang, badan sudah tidak bisa digerakkan, dijantung sudah ada selangnya, lalu badan sudah pengapuran semuanya, tinggal nunggu waktu. Setiap hari Anda tahu badan Anda sudah mulai tidak berfungsi lagi itulah yang namanya tanda penuaan.
Maka wajar kalau sudah tua mereka beriman. Maka orang tua dikatakan “Hey orang tua, sadar kalau sebenarnya sebentar lagi kau akan mati”. Orang muda dikatakan apa? Sama diperingatkan juga. “Woy orang muda, orang tua itu cuma kena satu penyebab sedangkan Anda kena 99 penyebab. Coba lihat dirumah sakit, yang mana yang lebih banyak mati? Orang muda atau orang tua? Orang muda. Tapi sayang sekali kita tidak bisa mengambil pelajaran bahwa orang muda lebih berpotensi mati daripada orang yang sudah tua. Kalau begitu kita lihat, inilah hadits Rasul tentang yang lain. Rasul mengatakan tentang manusia dan racun panjang angan-angan.
1) Rasul katakan ini adalah manusia (slide 1)
2) dan ini adalah ajal yang mengelilinginya (slide 2), kalau kemanapun dapat ajal, atas kiri kanan bawah ajal, semuanya ajal
3) dan sebelum ajal itu sampai, ada beberapa kejadian yang mengancam (slide 3), bisa jadi kita meninggal sebelum waktunya dan itu bisa jadi menimpa kita
4) Nah, Rasul mengatakan yang paling serem lagi adalah kalau ini ajal kita dan kita bisa mati setiap saat, Rasul mengatakan ini adalah angan-angan (slide 4).
Mana itu angan-angan? Diluar hidup Anda itu. Maka Rasul katakan setiap orang pasti akan mati sebelum angan-angannya tercapai. Apakah itu angan-angan? “saya pengen punya mobil... saya pengen punya rumah mewah, adalah angan-angan. Segala sesuatu yang tidak Anda niatkan untuk akhirat adalah angan-angan. Segala sesuatu yang Anda niatkan untuk dunia adalah angan-angan, “sekarang masih jam setengah 1, shalatnya masih jam setengah 4, asharnya masih jam segitu.” Itu merupakan angan-angan karena Anda merasa masih punya banyak waktu. “Nanti besok dakwahnya, sekarang saya lagi sibuk” itu juga merupakan angan-angan. Pertanyaannya, bolehkah kita punya mobil atau bolehkah kita punya rumah mewah jawabanannya boleh tapi di niatkan karena Allah dan benar-benar untuk Allah.
Kalau begitu kita lihat, Racun panjang angan-angan memiliki 2 anak. Namanya cinta dunia dan anak kedua namanya kebodohan seorang hamba.
1. Cinta dunia. Dia terikat dengan dunia, malas dakwah. “saya akan dakwah kalau ada upahnya” “InsyaAllah saya akan dakwah tapi InsyaAllah Allah akan memperkaya saya.” itu merupakan ciri cinta dunia, begitu cintanya dia dengan dunia dia sampai segitunya, kenapa? Takut mati dia. Hati-hati, cinta dunia itu punya satu indikator yakni dia takut mati.
2. Karena dia cinta dunia akhirnya punya saudara yakni Kebodohan seorang hamba. “saya kan masih muda, engga akan mati kan.” “saya sehat, mati itu jauh.” Tanpa sadar kita sudah begitu, kita merasa diri kita sehat dan kita merasa kita masih muda maka dari itu kita merasa mati itu jauh dari kita. Kebodohan seorang hamba.
Kalau begitu coba kita lihat, pernah lihat orang sakaratul maut? Saya pernah, ketika kakek saya meninggal. Apa yang dirasakan ketika sakaratul maut kira-kira? Rasul mengatakan “sakaratul maut yang paling ringan adalah seperti ditusuk 70 pedang atau 100 pedang”. Disaat yang lain lagi dikatakan, “Ya Rasul mungkinkah sakaratul maut itu tidak sakit? Rasul katakan, mungkinkah kalau sutera Anda tersangkut ke pohon berduri terus ditarik lantas tidak robek? Tidak mungkin Ya Rasul, maka seperti itulah sakaratul maut tidak mungkin tidak sakit”.
Tadi malam paman saya meninggal bisa dibilang secara tiba-tiba. Tidak ada yang menyangka sebelumnya beliau akan mati, isteri, anak, keluarga, tetangga dan rekan-rekannya pun tidak menyangka. Beliau sedang bermain bulu tangkis bersama rekan-rekannya, setelah itu beliau kelelahan disaat permainannya belum selesai. Beliau istirahat dan duduk dibangku, seketika beliau pun jatuh. Rekannya bergegas membawanya ke rumah sakit umum daerah, beliau benar-benar sekarat, jantungnya sudah tidak bisa lagi terkontrol, dimulut beliau keluar busa kemudian keluar darah dan akhirnya beliau pun meninggal. Pecah pembulu darah. Tidak ada satupun yang menyangka, “tadi beliau masih sehat sewaktu keluar rumah” “tadi beliau masih sempat bercanda dengan kami di lapangan bulu tangkis” “umur beliau masih muda 43 tahun”. Itulah cerita yang saya dengar saat saya berada dan melayat rumah duka. Bahkan ustadz yang memberikan sepatah-kata untuk melepas kepergian beliau pun berkata “seharusnya saya yang berumur 60 tahun yang dipanggil duluan oleh Allah tetapi Allah berkehendak lain”. Itulah buktinya bahwa mereka orang yang sudah tua pasti menyadari dirinya sebentar lagi akan mati itu merupakan hanya satu penyebab tetapi justru yang harus lebih sadar adalah orang yang muda yang dikenai 99 (sembilan puluh sembilan) penyebab kematian, sebagaimana persis dalam hadits diatas yang baru saja kita bahas, menerangkan bahwa:
“Ini adalah manusia dan inilah ajal yang mengelilinginya, dan inilah kejadian-kejadian yang mengancam jika yang satu (tanda penuaan) luput darinya, maka dia akan dikenai oleh yang lain....” (HR. Bukhari)
Wallahu ‘alamu bish shawab. Allah Maha Benar dan Rasul Maha Benar.