Harimau, Madu, Akar Pohon & Ular- Sobat blogger, saya punya cerita ni yang mungkin ditengah-tengah Anda sudah pernah mendengar maupun membacanya. Cerita ini mengenai Tamzil.
Saya jelaskan sedikit, Tamzil berasal dari bahasa arab yang artinya Perbandingan/ Analogi dan seterusnya (semoga saya tidak keliru). Baiklah sobat, saya akan mulai menulisnya dengan versi tulisan saya sendiri dan mengandalkan ingatan saya mengenai cerita yang pernah saya baca tersebut.
***
Harimau, Madu, Akar Pohon & Ular
Disuatu daerah tepatnya di Kelurahan Wundulako, hiduplah seorang pemuda yang bernama Ujud Al-ikhwan. Ia adalah pemuda yang sangat baik, tampan dan pekerja keras. Hampir tiap hari tiada henti dia bekerja untuk membantu orang tuanya yang hanya berkehidupan sebagai seorang petani. Ia hampir tiap hari pergi mengambil kayu, rotan, dan segala kebutuhan sehari-hari buat kelangsungan hidup mereka.
Cerita ini bermula dari situ. Ketika pemuda itu pergi mencari kayu di Gunung Mekongga. Perjalanan pun dilakukan, sekitar 25 menit 26 detik tibalah ia ditempat itu. Ia mulai bekerja mencari kayu, ia sangat ikhlas sekali dalam bekerja karena pekerjaan itu ia anggap sebagai ibadah. Subhanallah. Wah, beruntung hari ini banyak kayu yang ia dapat. Sekilas senyum bahagia terpancar dari wajahnya yang cukup tampan rupawan itu.
Hari sudah mulai gelap, matahari sudah berada di ujung ufuk barat. Ia mulai bergegas untuk pulang.
Hmm... Tapi seketika perjalannya sedikit terganggu. Ia kaget melihat sesosok makhluk hidup yang terlihat dari kejauhan sana, ia tersentak ketika memastikan bahwa makhluk hidup tersebut yang ia lihat adalah seekor harimau. Pemuda itu pun seketika lari hewan tersebut mendekat kearahnya. Yang ada sekarang dipikirannya cuma lari, lari dan lari sekencang-kencangnya. Dengan penuh rasa ketakutan ia terus berlari tanpa peduli lagi jalan yang ia lalui dan ternyata hal itu menjadi malapetaka buat ia ketika ia tiada menyadari ada lubang didepannya. Pemuda itupun terpelosok kedalam lubang itu. Alhamdulillah, itulah yang ia katakan ketika ia hampir saja jatuh kedasar lubang yang cukup dalam itu. Saat terperosok, ia masih sempat untuk memegang akar pohon didekat lubang itu.
Harimau itu pun sampai juga ditempat pemuda itu. Alhasil harimau itu pun tiada mampu menjangkau pemuda itu tetapi harimau itu masih tetap tidak beranjak pergi.
Situasinya saat ini sangat tidak berpihak bagi pemuda tersebut. Kalau ia naik kepermukaan dengan mengandalkan akar pohon tadi, maka harimau yang sangat kelaparan itu siap menerkamnya.
Ketidak beruntungan itu belum berhenti juga. Ternyata dibawah dasar lubang itu ada hewan lainnya yaitu Ular, belum lagi akar pohon yang tempatnya berpegang itu ada sekumpulan tikus yang tengah mengigit akar tersebut. Pemuda itu hanya bisa pasrah dan beserah diri kepada Allah. Alhamdulillah, sedikit keberuntungan ternyata diatas pohon itu ada madu yang menetes jatuh pas dibawah pemuda itu, ia sangat bersyukur sekali bisa mengandalkan tetesan sari madu itu untuk ia minum dan juga sebagai penahan rasa haus dan laparnya.
Madu memanglah sangat manis, hingga saking nikmatnya ia jadi terhipnotis dan lupa akan kondisi yang tengah tidak berpihak padanya. Dipikirannya saat ini, pokoknya bagaimana ia menikmati kenikmatan dari madu itu.
Ia tiada menyadari lagi bahwa ia akan jatuh dan jadi santapan ular karena akar pohon yang digigit terus oleh sekumpulan tikus itu mulai putus, dan harimau itu pula masih tetap berada dipermukaan. Ia tiada lagi berpikir, kalau hidupnya akan berakhir waktu demi waktunya. Manisnya madu itu telah membuat ia melupakan segalannya.
***
Hai sobat, itu merupakan kisahnya. Sekarang saya akan tuliskan "Tamzil" dari kisah diatas.
Tamzil:
Pemuda itu jelaslah manusia.
Harimau itu merupakan Malaikat pencabut nyawa.
Akar pohon yang digigit tikus merupakan umur dunia yang terus berkurang.
Ular merupakan liang lahat, dan...
Madu merupakan kenikmatan dunia yang sesaat.
***
Hidup di dunia ini tidaklah selamanya, kita ibarat tengah melakukan perjalanan. Dan dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara tuk menuju perjalanan yang sebenarnya (alam akhirat). Jika ditempat persinggahan itu (dunia) kita jadi terjebak oleh daya tipu/kenikmatan dunia seperti cerita manisnya madu itu hingga lupa umur yang terus berkurang dari waktu ke waktu dan malaikat pencabut nyawa setia mendampingi kita setiap saat hingga tiba saatnya liang lahat menjadi peristirahatan terakhir.
Semoga Ada manfaatnya bagi sobat pembaca! Aamiin!
...